REMAJA
A. PENGERTIAN MASA REMAJA
Remaja
didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada
wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun
menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu
menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna
tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang
tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata
bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup
luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget
). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa
remaja :
- Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
- Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang
lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya
masalah hak.
- Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
- Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
- Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa.
Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980)
menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang
secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara
hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa
remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang
secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa
remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu
usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
B. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik
fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial,
emosi, bahasa, moral dan agama.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah
perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh
orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.
Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks
primer dan ciri-ciri seks sekunder.
- Hormon – Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
a) Ciri-Ciri Seks Primer
Pada
masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis
yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat,
dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai
bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar.
Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar
14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan
orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium
secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya
mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering
disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang
serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
b) Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada
remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar
kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh
gondok laki / jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh
rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar
buah dada danbertambah besarnya pinggul.
2) Pubertas.
a) Perubahan eksternal
Pada perempuan tinggi pada usia 17 dan 18 tahun mencapai tinggi yang matang. Berbeda dengan laki-laki, rata-rata anak laki-laki mencapai tiggi yang matang setahun sesudahnya. Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi. Lalu pada proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
b) Perubahan internal
- Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa,
usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah
panjang.
- Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
- Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun,
remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
- Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan.
Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang,
khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
2. PERKEMBANGAN PSIKIS
1) Aspek Intektual
Perkembangan
intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun.
Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai
mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari
realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai
satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan
dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan
yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang
mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan
individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual,
yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
2) Aspek Sosial
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri
sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan
lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan
untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut
sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong
remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada
masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada
lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan
perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah,
berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang
terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti :
mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan
memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
a. Di Lingkungan Keluarga
- Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
- Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
- Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
- Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
b. Di Lingkungan Sekolah
- Bersikap respek dan mentaati peraturan
- Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
- Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
- Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
- Berprestasi di sekolah
c. Di Lingkungan Masyarakat
- Respek terhadap hak-hak orang lain
- Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
- Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
- Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
3) Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan
aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14
tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai
oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa
remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka,
kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan
kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir
(18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam
sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah
memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan
emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses
pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional
lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya.
Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai
kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih,
simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain,
ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif,
optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi
sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari
orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami
perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa
berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang
mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang
menyendiri, meminum miras dan narkoba).
4) Aspek Bahasa
Perkembangan
bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik
alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan
isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya
sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola
bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di
dalam kelompok sebaya.
Pada
umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu,
menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan
religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta
perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah
mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.
5) Aspek Moral
Perkembangan
moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca
konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian
antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara
dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja
lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan
dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan
tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan orang tua sangat
penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam
mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau
memaksakan kehendak.
6) Aspek Agama
Pemahaman
remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak
memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama
serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan
D. PERUBAHAN SELAMA MASA REMAJA
Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses
kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas
pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu
tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang
remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa
formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu
berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat
konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir
se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis.
Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil.
Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall,
perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada
kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah
selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock
menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi
pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh
hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia
dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan
fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang
remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang
dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri
dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan
tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan
mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja
bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja
untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan
hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila
ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi
“overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat
merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar
menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep
moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada
masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai
nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun
demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah
laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak
terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan
masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja
berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk
berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang
mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri,
kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman
sebaya, kreativitas dan cita-cita.
E. MINAT REMAJA
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang,
percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan
pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi dan lainnya.
F. Bahaya- Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja
1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah
dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.
Daftar Pustaka :
https://aprileopgsd.wordpress.com/2014/01/26/makalah-masa-perkembangan-remaja/
http://amriawan.blogspot.com/2010/07/pentingnya-pendidikan-karakter-di-usia.html
http://belajarpsikologi.com/perkembangan-fisik-anak-usia-dini/
http://cahayamuslimah.com/blog/prinsip-prinsip-perkembangan-anak/